Akhirnya
aku sempatkan juga untuk bisa mulai aktif mengisi blog yang sudah aku buat.
Awalnya aku sama sekali tidak berminat untuk bisa menuliskan setiap hal yang
terjadi dalam hidupku disebuah blog. Tapi karena aku sering nulis status yang
bervariasi di facebookku, jadinya aku merasa perlu aja lah disini nanti nulis
apa-apa kalau mau sharring artikel atau apapun itu. Soalnya aku sekarang
membatasi penggunaan facebook, apalagi kalau aku sedang bikin status ga enak,
nanti aku disentil teman-temanku karena dibilang ga sabaran :D.. ya udah dech
aku mulai membiasakan diri untuk mengisi blog-ku dengan sharring banyak hal. Disamping
itu aku kan memang hobby menulis jadi ga ada salahnya juga jika blognya bisa
diisi siapa tahu dengan yang dishare bisa bermanfaat juga. Menghilangkan
kejenuhan sebelum buku yang aku buat terbit, bisa sambil membiasakan diri mulai
sekarang menulis disini.
Hi
namaku Rr. Elly Mustika Wiriyanti, tapi beberapa tahun terakhir ini aku lebih
dikenal orang dengan nama ‘Ranielly Mukherjee’, ayaoo kenapa coba sampai orang
kenal dengan nama tersebut?. Ada yang tahu? Yaa, bukan juga sengaja, tapi
memang karena ada alasannya, dan aku menikmati saja apa yang sudah ada dalam
diriku sampai saat ini, bersyukur. Yaa, bersyukur adalah hal yang harus selalu aku terapkan, karena hanya
dengan bersyukur aku akan merasa hidupku lebih baik. Nanti yaa aku infokan
kenapa oang banyak mengenaliku dengan nama ‘Ranielly Mukherjee’. Pokonya
bersejarah banget dech.
Oh
yaa kembali lagi ke ‘siapa aku’ nih, aku lahir tanggal 28 Januari di kota hujan
dan merupakan anak 1 sebelum adik-adikku tentunya. Aku tinggal dengan orangtua
dan keluargaku dikawasan sekitar daerah puncak bogor, yang sering membuat
stress akhir-akhir ini karena macetnya jalan menuju kesana. Ya gimana ga stress
coba, tiap hari sekarang jalan tersebut yang tadinya hanya diberlakukan macet
untuk weekend aja, ternyata yaa saban waktu sekarang macetnya, ampun dech ga
ketulungan. Makanya sering bikin males dengan jalanan yang bikin macet ini.
Pulang kerja atau balik dari mana aja hmmm dijamin dech kalo ga pusing pengen
cepet-cepet sampe rumah, karena lelah sudah pasti, lapar dan gregetan aja
karena lama nyampe rumahnya. Tapi yaa apa daya, bukan salahku memiliki tempat
tinggal di tempat sekarang yang sering terkena imbas macet, tapi karena
kebijakan-kebijakan yang berpihak pada ‘DUIT’, catet yaa karena kantong
masing-masing jadinya kawasan wisata ini benar-benar semaput. Udah bosen juga
berkeluh kesah toh tetap aja gitu and gitu terus. So, buat yang mau main ke
arah puncak bisa lebih tahu waktunya aja kalau mau kesana agar ga kena macet
dan pastinya ga nyusahin orang sekitar situ yaa buat beraktifitas. Dan 1 lagi,
jangan buang sampah sembarangan juga, masa datang kepuncak trus buang sampah,
nanti imbasnya pas hujan hayoo bogor yang disalahkan karena mengirimkan banjir
dan sampah, padahal sampahnya siapa yang membuat numpuk dibogor/ puncak. Kalo
ga percaya lihatlah sendiri saat di jalan tol gadog antrian mobil akan memasuki
jalur menuju puncak saat weekend terutama, sampahnya wuiiihh berserakan, segitu
masih di tol yaa, apalagi daerah wisatanya. Hayoo coba dipikirkan, masa warga
sekitar yang membuat itu semua. Kesadaran masyarakat Indonesia nya masih rendah
dan sudah seharusnya budaya malu bisa diterapkan dimana saja.
Next,
ayah dan ibuku adalah orang yang sangat aku sayangi juga adik-adikku dan
keponakan tercintaku, intinya aku sayang keluargaku. Mereka adalah pilar
hidupku, penyemangatku dan tujuan akhir hidupku. Mereka mengajarkan hidup
sederhana, walaupun bisa dibilang kami keluarga yang mampu, tapi kami menjalani
hidup sederhana. Sederhana disini bukan ‘pelit’ yaa, tapi lebih ke menjalani
kehidupan layaknya keluarga lain yang tidak glamour dan jauh dari kesan
‘mewah’, seperlunya aja. Yang berada kan orangtuaku, anak-anaknya hanya
menikmati saja dan kami tidak mau seperti itu.
Aku
seorang pekerja keras, yaa apapun kasarnya akan aku lakukan jika aku mampu dan
berminat terhadap pekerjaan tersebut, asal halal yaa dan manusiawi sesuai
kemampuanku. Semua yang aku lakukan adalah untuk keluarga juga pada akhirnya.
Bagiku mereka adalah segalanya dan sangat berharga. Karena itulah apa yang aku
lakukan, aku niatkan suatu hari bisa membanggakan mereka. Sebagai anak, aku
juga ingin menjadi anak yang berbakti dan membanggakan orangtua dan keluargaku,
karena aku merasa belum melakukan apapun untuk mereka. Itu adalah doaku yang
sangat gencar aku sampaikan kepada Tuhan.
Pendidikanku
dimulai dengan TK (Taman Kanak-kanak) dan Sekolah Dasar di Ciawi tepatnya di TK
dan SD Amaliah, yang menurut banyak orang dulu yang melihat sekolah ini adalah
sarana pendidikan yang elit, karena hanya orang yang berduit yang bisa
menyekolahkan anaknya disana. Dari anak ayah dan ibu-ku hanya aku dan adik
pertamaku yang disekolahkan disini, karena saat itu kurikulumnya memang masih
sangat bagus sebagai sekolah favorit. Tapi kebanyakan yang sekolah disini
memang banyak menengah keatas. Yaa memang aku juga merasakan hal itu, jarak
antara orang kaya dan sederhana itu tipis banget. Bersaing banget termasuk juga
masalah juara kelas, asal anda kaya dan berpengaruh maka nilai bisa dibeli. Aku
berasal dari keluarga sederhana dan tidak seperti teman-teman lainnya mungkin
yang lahir dari keluarga berada, tapi orangtuaku mencukupi kebutuhan anak-anaknya
termasuk mendapatkan sekolah yang kurikulumnya dikenal sangat bagus ini.
Katanya sekolah disini harus kuat otak dan kantong. Sejak sekolah dasar aku
juga mengalami yang namanya ‘diBully’ yang dilakukan oleh teman-teman yang
merasa diatasku. Ya itu karena aku sudah jelaskan diatas, meski kami termasuk
keluarga berada, namun orangtua kami menerapkan gaya hidup sederhana, tidak
mencolok dan tidak berlebihan, sehingga apa yang kami pakai pun biasa saja
bukan merek branded gtu, yang juga setiap sekolah harus di antar jemput supir
dengan mobil pribadi. Jadinya aku dan adikku disekolah itu sering dibully,
diejek kalo kata mereka mah kami ini ga level sekolah dengan mereka. Ya ampun
sampe segitunya yaa, sampe mau berteman aja pilih-pilih harus dengan yang kaya
lagi. Ga cuma anaknya aja, emak-emaknya juga begitu, saling menonjol satu
dengan lainnya.
Waktu
SD itu kami malah sering naik angkot. Pernah malah sebagai anak berontak kok ga
dianterin aja pake mobil, tapi ternyata aku baru tahu setalah remaja mengapa
ayahku menerapkan hidup sederhana seperti itu. Saat itu aku mungkin minder,
tapi kalo dipiki-pikir lagi justru sekarang aku jadi ingin mentertawakan mereka
yang sok ‘borju’ tersebut. J ternyata
dunia sekarang berbalik, harta memang ga selamanya bakal jadi jaminan seseorang
untuk terus menjadi kaya yaa..
Berada
di tengah-tengah kalangan seperti itu justru mengajarkan aku banyak hal, bahwa
roda kehidupan itu berputar dan aku tetap diajarkan jika harus tetap seperti ‘sederhana’
nya kita jika kita menjadi orang sukses nanti. Jelasnya saat di SD ini aku
benar-benar digembleng dari pagi hingga sore belajar. Ayahku (aku panggil papa)
mengajarkan anak-anaknya agar tetap sekolah dan belajar saja sebagai anak, ga
boleh neko-neko minta yang macem-macem kayak temen-temen lain. Bukan ga mampu tapi
ini adalah salah satu didikannya agar anaknya ga bersikap hidup boros dan
menuruti gaya hidup oranglain yang ‘gengsi’ . Anak sekolah dasar harus
ber’stress’ ria menjalani semua mata pelajaran yang disekolah lain diajarkan
saat disekolah lanjutan. Yach, tapi itu adalah kenangan, kalo ga begitu ya g
akan inget sampe sekarang. Pokoknya yang jadi perhatianku saat masih SD adalah
gimana caranya aku bisa dapat juara kelas agar ayahku bangga dan percaya bahwa
anaknya bisa selesai dengan baik dari sana.
Lanjut
aah, ga mau lama-lama dengan kenangan saat masih disana yang pasti menyenangkan
setiap detiknya dan memberikan pengalaman baru yang merupakan sebuah rangkaian
kehidupan dalam hidupku yang harus dilalui, baik susah maupun senang, duka dan
suka nya. Heeyy, aku juga alumni SMPN 1 Ciawi dimana sejak disinilah aku bisa
mewujudkan impianku untuk bisa menjadi juara kelas. Nah karena gemblengan
sedari SD itulah akhirnya aku bisa menjadi juara kelas itu sejak di SMP dan
SMU. Nah di sekolah menengah pertama inilah aku benar-benar bisa menjadi juara
kelas mendapatkan juara kelas dan aku sering ikutan lomba menyanyi. Cieellaah
gaya banget yaak.. aku suka bernyanyi jadi pas ada lomba aku nyobain ikutan
buat jadi peserta dan siapa sangka dapat juara ke 2 lho. Inget banget waktu itu
lagu nya dari Novia Kolopaking yang aku nyanyikan hehehehee... :p
Oh
ya, pas mau ke sekolah menengah atas, aku bimbang dan melakukan kesalahan
dengan menginginkan sekolah dan menjadi ‘santri’ di sekolah modern pesantren Al
Mashturiyah. Ciee gaya banget yaa ceritanya mau jadi santri, tapi sayang aku
belum siap jauh dari keluarga akhirnya aku pindah ke sekolah umum biasa. Disekolah
umum yang baru aku bisa buktikan dengan nilai-nilai bagusdan sering mendapatkan
rangking 3 besar. Sejak SD kan aku pengen banget tuh dapet rangking 1 atau 5
besar, tapi karena di sekolah tersebut sulit buat dapatnya, aku Cuma bisa
bertahan di rangking 5 besar aja. Tapi aku janji kalau di SMP dan SMA nanti aku
bakalan bisa dapat dech rangking 1 itu. Ternyata itu memotivasi juga buat dapet
rangking tersebut, buktinya di SMA dech yang dapet juara kelas rangking 1. Juga
pernah terpilih menjadi peserta lomba siswa teladan tingkat kabupaten untuk
mewakili sekolahku, dan yaa walaupun hanya menduduki peringkat ke 8 dari 15
sekolah, tapi aku cukup bersyukur karena selain terpilih juga itu adalah sebuah
kebanggaan. Disini juga aku mendapatkan beasiswa dengan membebaskan aku untuk
tidak bayaran sekolah, meskipun keluargaku termasuk mampu lho, kita juga ga
miskin-miskin amat J
Saat
di sekolah SMP dan SMA aku termasuk dekat dengan para guru dan aku mulai
mengikuti organisasi-organisasi sekolah. Aku aktif di kegiatan PMR, PRAMUKA dan
OSIS. Dianalah aku merasa penting mengikuti semua kegiatan yang ada pelatihan
mengenai ‘LEADERSHIP’ nya. Selain juga tentunya membuka wawasan baru dan
dunia-dunia organisasi lainnya. Tapi aku ga terlalu aktif juga apalagi pas
kelas 3 takut nanti malah mengganggu pelajaranku.
Selama
sekolah itu dan menghabiskan masa remajaku, aku terbilang bukan anak yang
neko-neko karena aku ga suka corat coret, bolos, mabal (pergi sekolah tapi ga
sampe kesekolah alias main), nipu orangtua buat uang bayaran, nyontek, dll.
Hal-hal nakal remaja pada umumnya tidak aku lakukan sama sekali. Alhasil kalo
bisa balik lagi kemasa itu, aku pengen sekali-sekali jadi bandel gitu. Karena
hidupku lempeng-lempeng aja ga bervariasi. Pengen dech ngerasain badung
sekali-kali gitu baju dikeluarin, sering telat masuk, corat coret dsb. Hal
nakal yang pernah sekali aku lakukan adalah saat aku memanjat tembok saat
berusaha mengambil buah mangga yang jatuh dihalaman orang lain karena
bersebelahan dengan sekolahku :D itu pun tidak diketahui oleh guru, karena saat
itu ceritanya aku dan teman-teman lagi iseng aja mau ngerjain guru bahasa Inggris
yang tidak suka dengan bau busuk buah mangga, dan alhasil sang guru pun keluar
ruangan ga mau ngajar seharian itu karena bau mangga yang diumpetin, :p
hahahaa... maafin yaak bu kenakalan kami. Keisengan lain juga paling cuma
berusaha aja mengambil lampu saat pelajaran matematika :D jadinya sang guru ga
mungkin kan ngajar kalau kelasnya gelap pas hujan gitu jadinya kelas dibubarkan
dech. Padahal selesai itu kita pasang lagi tuh lampu. Tapi aku adalah murid
yang baik dan cukup dikenal oleh guru-guruku, selain aku juga sopan dan pintar
(kata mereka lho yaa bukan kata aku), aku juga aktif dalam organisasi
disekolah.
Kelas
3 disekolah menengah atas ini aku mengambil jurusan IPA, karena aku memang
menginginkan melajutkan kuliah ke jurusan kedokteran, tadinya. Tapi sayangnya
aku ga bisa juga menggapai impianku yang satu itu. Ya sudahlah bukan rejeki
aku, karena usaha sudah, berdoa sudah, hasilnya kan Tuhan yang menentukan. Yang
pasti selesai dari itu aku melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi di Bandung.
Mengharuskan kuliah di swasta juga bukan keinginanku, karena mungkin disinilah
rejeki yang Tuhan berikan buatku jalani.
Saat
kuliah aku mengambil jurusan Hubungan Internasional. Entah apa yang terlintas
dipikiranku saat itu, bukannya menganbil jurusan yang berkaitan dengan ilmu
yang aku pelajari malah mengambil jurusan yang bersifat sosial dan teoritis.
Ceritanya kan dulu mau sebagai batu loncatan aja, agar tahun depannya aku bisa
ikut ujian masuk kedokteran tapi ternyata setelah dijalani 1 tahun disana
dengan IPK yang tinggi, aku putuskan untuk tetap melanjutkan saja kuliah
dijurusan tersebut. Hingga akhirnya aku bisa menjadi seorang sarjana lho dengan
nilai indeks prestasi yang memuaskan dengan predikat Cum Laude dengan IPK 3, 63.
Aku bisa menyelesaikan kuliahku hingga wisuda hanya dengan waktu 3,8 tahun aja,
setelah itu aku langsung bekerja dan mencari duit sendiri, yang ternyata
gampang-gampang susah boo.. tapi ya itulah proses hidup harus tetap dijalani
bukan?!
Yang
jelas ini pengenalan mengenai pribadi awalku dulu. Udah yaa segitu dulu nanti
aku akan sambung cerita dan informasi per ‘sub’ nya hahaha.. see you