Selasa, 29 September 2015

INDOINDIANS Article: THE 4TH ANNIVERSARY OF RANI MUKHERJEE BHARA FANS INDONESIA

indoindians article
http://www.indoindians.com/component/k2/item/42530-the-4th-anniversary-of-rani-mukherjee-bhara-fans-indonesia










IndoIndians proudly supported Rani Bhara Indonesia community, on Saturday June 13, 2015 at the Auditorium of Indian Embassy Jakarta. This community is known as fans club of Indian famous actress, Rani Mukherjee, who has starred many box office Bollywood movies. One of her most famous is when she plays Tina Malhotra  in Kuch Kuch Hota Hai (1998).

Using theme “The Beauty Culture 4th Rani Bhara Indonesia (RMBFI) With The Harmonize Social and Culture India 2015”, Rani Bhara Indonesia seeks to introduce their community activities to public. The event started with singing national anthem of Indonesia and India, followed by traditional dance and musical show by the talented Indonesian and Indian people. Members of JABA with Bengali traditional dance and music folktale, JNICC (traditional Music and Dance classes) with Khatak performance, Andhara, Daqueena, Agnes-Jodi, Aida, Payal ChellaniI and also Risa Ganes Ayunda and Puteri Melati from Rani Bhara Indonesia talents.

Indian Ambassador of Indonesia, H.E.  Mr. Gurjit Singh also attended the event and gave short speech on the popularity of Indian culture especially movies among Indonesian people since decades ago. He hopes that there will be many communities like Rani Bhara Indonesia that can make more strong cultures relationship between two countries, Indonesia and India.

According Rani Bhara Indonesia  founder, Elly Mustika, they want to make this community more than just a celebrity fan club. As non-profit community organization that since the beginning founded on a passion for Rani Mukherjee and Indian culture, now they also have social activities like donations to orphans. According Elly, Rani Bhara Indonesia now have six  orphan child under the community. Rani Bhara Indonesia  committed to attend and give meaning, both for its own members, relatives or society as a wide.

Founded in 2011, Rani Bhara or Rani Mukherjee Bhara Fans Indonesia (RMBFI) have members that from all over Indonesia. The biggest things that Rani Bhara Indonesia achievement is having special opportunity meet and talk with the Rani Mukherjee during her visit to Jakarta in 2012. Rani Bhara Indonesia hopes all Rani Mukherjee fans in Indonesia will join the community and promised there will be more interesting and fun activities in the future.

------------------------------------

Indoindians.com is the one-stop information hub for the increasing numbers of Indians considering moving to Indonesia as well as for those living here. A melting pot for Indians in Indonesia and features of interest to the Indian community pertaining to the varied aspects of life in Indonesia. These include housing, schools, medical, eateries, holiday destinations, groceries, recipes, festivals, art and culture, businesses, news, job forum, classifieds, etc as well as coverage on various event, activities and news updates. A platform for all to participate, contribute and showcase their multi faceted talents. You can send gifts via the Indoindians Giftshop to over 300 cities across India and Indonesia. Indoindians is supported by PT Infotech Solutions based in Jakarta.

...Copyright (C) http://www.indoindians.com . Read more at http://www.indoindians.com/hindi/contents/LEVEL%20(III)/suno%20kahani%20(hindi%20comprehension)/?option=com_eventindoindians&view=eventindoindians .



Jumat, 25 September 2015

SIAPAKAH AKU? KENALAN YUK...

Akhirnya aku sempatkan juga untuk bisa mulai aktif mengisi blog yang sudah aku buat. Awalnya aku sama sekali tidak berminat untuk bisa menuliskan setiap hal yang terjadi dalam hidupku disebuah blog. Tapi karena aku sering nulis status yang bervariasi di facebookku, jadinya aku merasa perlu aja lah disini nanti nulis apa-apa kalau mau sharring artikel atau apapun itu. Soalnya aku sekarang membatasi penggunaan facebook, apalagi kalau aku sedang bikin status ga enak, nanti aku disentil teman-temanku karena dibilang ga sabaran :D.. ya udah dech aku mulai membiasakan diri untuk mengisi blog-ku dengan sharring banyak hal. Disamping itu aku kan memang hobby menulis jadi ga ada salahnya juga jika blognya bisa diisi siapa tahu dengan yang dishare bisa bermanfaat juga. Menghilangkan kejenuhan sebelum buku yang aku buat terbit, bisa sambil membiasakan diri mulai sekarang menulis disini.

Hi namaku Rr. Elly Mustika Wiriyanti, tapi beberapa tahun terakhir ini aku lebih dikenal orang dengan nama ‘Ranielly Mukherjee’, ayaoo kenapa coba sampai orang kenal dengan nama tersebut?. Ada yang tahu? Yaa, bukan juga sengaja, tapi memang karena ada alasannya, dan aku menikmati saja apa yang sudah ada dalam diriku sampai saat ini, bersyukur. Yaa, bersyukur adalah hal  yang harus selalu aku terapkan, karena hanya dengan bersyukur aku akan merasa hidupku lebih baik. Nanti yaa aku infokan kenapa oang banyak mengenaliku dengan nama ‘Ranielly Mukherjee’. Pokonya bersejarah banget dech.

Oh yaa kembali lagi ke ‘siapa aku’ nih, aku lahir tanggal 28 Januari di kota hujan dan merupakan anak 1 sebelum adik-adikku tentunya. Aku tinggal dengan orangtua dan keluargaku dikawasan sekitar daerah puncak bogor, yang sering membuat stress akhir-akhir ini karena macetnya jalan menuju kesana. Ya gimana ga stress coba, tiap hari sekarang jalan tersebut yang tadinya hanya diberlakukan macet untuk weekend aja, ternyata yaa saban waktu sekarang macetnya, ampun dech ga ketulungan. Makanya sering bikin males dengan jalanan yang bikin macet ini. Pulang kerja atau balik dari mana aja hmmm dijamin dech kalo ga pusing pengen cepet-cepet sampe rumah, karena lelah sudah pasti, lapar dan gregetan aja karena lama nyampe rumahnya. Tapi yaa apa daya, bukan salahku memiliki tempat tinggal di tempat sekarang yang sering terkena imbas macet, tapi karena kebijakan-kebijakan yang berpihak pada ‘DUIT’, catet yaa karena kantong masing-masing jadinya kawasan wisata ini benar-benar semaput. Udah bosen juga berkeluh kesah toh tetap aja gitu and gitu terus. So, buat yang mau main ke arah puncak bisa lebih tahu waktunya aja kalau mau kesana agar ga kena macet dan pastinya ga nyusahin orang sekitar situ yaa buat beraktifitas. Dan 1 lagi, jangan buang sampah sembarangan juga, masa datang kepuncak trus buang sampah, nanti imbasnya pas hujan hayoo bogor yang disalahkan karena mengirimkan banjir dan sampah, padahal sampahnya siapa yang membuat numpuk dibogor/ puncak. Kalo ga percaya lihatlah sendiri saat di jalan tol gadog antrian mobil akan memasuki jalur menuju puncak saat weekend terutama, sampahnya wuiiihh berserakan, segitu masih di tol yaa, apalagi daerah wisatanya. Hayoo coba dipikirkan, masa warga sekitar yang membuat itu semua. Kesadaran masyarakat Indonesia nya masih rendah dan sudah seharusnya budaya malu bisa diterapkan dimana saja.

Next, ayah dan ibuku adalah orang yang sangat aku sayangi juga adik-adikku dan keponakan tercintaku, intinya aku sayang keluargaku. Mereka adalah pilar hidupku, penyemangatku dan tujuan akhir hidupku. Mereka mengajarkan hidup sederhana, walaupun bisa dibilang kami keluarga yang mampu, tapi kami menjalani hidup sederhana. Sederhana disini bukan ‘pelit’ yaa, tapi lebih ke menjalani kehidupan layaknya keluarga lain yang tidak glamour dan jauh dari kesan ‘mewah’, seperlunya aja. Yang berada kan orangtuaku, anak-anaknya hanya menikmati saja dan kami tidak mau seperti itu.

Aku seorang pekerja keras, yaa apapun kasarnya akan aku lakukan jika aku mampu dan berminat terhadap pekerjaan tersebut, asal halal yaa dan manusiawi sesuai kemampuanku. Semua yang aku lakukan adalah untuk keluarga juga pada akhirnya. Bagiku mereka adalah segalanya dan sangat berharga. Karena itulah apa yang aku lakukan, aku niatkan suatu hari bisa membanggakan mereka. Sebagai anak, aku juga ingin menjadi anak yang berbakti dan membanggakan orangtua dan keluargaku, karena aku merasa belum melakukan apapun untuk mereka. Itu adalah doaku yang sangat gencar aku sampaikan kepada Tuhan.

Pendidikanku dimulai dengan TK (Taman Kanak-kanak) dan Sekolah Dasar di Ciawi tepatnya di TK dan SD Amaliah, yang menurut banyak orang dulu yang melihat sekolah ini adalah sarana pendidikan yang elit, karena hanya orang yang berduit yang bisa menyekolahkan anaknya disana. Dari anak ayah dan ibu-ku hanya aku dan adik pertamaku yang disekolahkan disini, karena saat itu kurikulumnya memang masih sangat bagus sebagai sekolah favorit. Tapi kebanyakan yang sekolah disini memang banyak menengah keatas. Yaa memang aku juga merasakan hal itu, jarak antara orang kaya dan sederhana itu tipis banget. Bersaing banget termasuk juga masalah juara kelas, asal anda kaya dan berpengaruh maka nilai bisa dibeli. Aku berasal dari keluarga sederhana dan tidak seperti teman-teman lainnya mungkin yang lahir dari keluarga berada, tapi orangtuaku mencukupi kebutuhan anak-anaknya termasuk mendapatkan sekolah yang kurikulumnya dikenal sangat bagus ini. Katanya sekolah disini harus kuat otak dan kantong. Sejak sekolah dasar aku juga mengalami yang namanya ‘diBully’ yang dilakukan oleh teman-teman yang merasa diatasku. Ya itu karena aku sudah jelaskan diatas, meski kami termasuk keluarga berada, namun orangtua kami menerapkan gaya hidup sederhana, tidak mencolok dan tidak berlebihan, sehingga apa yang kami pakai pun biasa saja bukan merek branded gtu, yang juga setiap sekolah harus di antar jemput supir dengan mobil pribadi. Jadinya aku dan adikku disekolah itu sering dibully, diejek kalo kata mereka mah kami ini ga level sekolah dengan mereka. Ya ampun sampe segitunya yaa, sampe mau berteman aja pilih-pilih harus dengan yang kaya lagi. Ga cuma anaknya aja, emak-emaknya juga begitu, saling menonjol satu dengan lainnya.

Waktu SD itu kami malah sering naik angkot. Pernah malah sebagai anak berontak kok ga dianterin aja pake mobil, tapi ternyata aku baru tahu setalah remaja mengapa ayahku menerapkan hidup sederhana seperti itu. Saat itu aku mungkin minder, tapi kalo dipiki-pikir lagi justru sekarang aku jadi ingin mentertawakan mereka yang sok ‘borju’ tersebut. J ternyata dunia sekarang berbalik, harta memang ga selamanya bakal jadi jaminan seseorang untuk terus menjadi kaya yaa..

Berada di tengah-tengah kalangan seperti itu justru mengajarkan aku banyak hal, bahwa roda kehidupan itu berputar dan aku tetap diajarkan jika harus tetap seperti ‘sederhana’ nya kita jika kita menjadi orang sukses nanti. Jelasnya saat di SD ini aku benar-benar digembleng dari pagi hingga sore belajar. Ayahku (aku panggil papa) mengajarkan anak-anaknya agar tetap sekolah dan belajar saja sebagai anak, ga boleh neko-neko minta yang macem-macem kayak temen-temen lain. Bukan ga mampu tapi ini adalah salah satu didikannya agar anaknya ga bersikap hidup boros dan menuruti gaya hidup oranglain yang ‘gengsi’ . Anak sekolah dasar harus ber’stress’ ria menjalani semua mata pelajaran yang disekolah lain diajarkan saat disekolah lanjutan. Yach, tapi itu adalah kenangan, kalo ga begitu ya g akan inget sampe sekarang. Pokoknya yang jadi perhatianku saat masih SD adalah gimana caranya aku bisa dapat juara kelas agar ayahku bangga dan percaya bahwa anaknya bisa selesai dengan baik dari sana.
Lanjut aah, ga mau lama-lama dengan kenangan saat masih disana yang pasti menyenangkan setiap detiknya dan memberikan pengalaman baru yang merupakan sebuah rangkaian kehidupan dalam hidupku yang harus dilalui, baik susah maupun senang, duka dan suka nya. Heeyy, aku juga alumni SMPN 1 Ciawi dimana sejak disinilah aku bisa mewujudkan impianku untuk bisa menjadi juara kelas. Nah karena gemblengan sedari SD itulah akhirnya aku bisa menjadi juara kelas itu sejak di SMP dan SMU. Nah di sekolah menengah pertama inilah aku benar-benar bisa menjadi juara kelas mendapatkan juara kelas dan aku sering ikutan lomba menyanyi. Cieellaah gaya banget yaak.. aku suka bernyanyi jadi pas ada lomba aku nyobain ikutan buat jadi peserta dan siapa sangka dapat juara ke 2 lho. Inget banget waktu itu lagu nya dari Novia Kolopaking yang aku nyanyikan hehehehee... :p

Oh ya, pas mau ke sekolah menengah atas, aku bimbang dan melakukan kesalahan dengan menginginkan sekolah dan menjadi ‘santri’ di sekolah modern pesantren Al Mashturiyah. Ciee gaya banget yaa ceritanya mau jadi santri, tapi sayang aku belum siap jauh dari keluarga akhirnya aku pindah ke sekolah umum biasa. Disekolah umum yang baru aku bisa buktikan dengan nilai-nilai bagusdan sering mendapatkan rangking 3 besar. Sejak SD kan aku pengen banget tuh dapet rangking 1 atau 5 besar, tapi karena di sekolah tersebut sulit buat dapatnya, aku Cuma bisa bertahan di rangking 5 besar aja. Tapi aku janji kalau di SMP dan SMA nanti aku bakalan bisa dapat dech rangking 1 itu. Ternyata itu memotivasi juga buat dapet rangking tersebut, buktinya di SMA dech yang dapet juara kelas rangking 1. Juga pernah terpilih menjadi peserta lomba siswa teladan tingkat kabupaten untuk mewakili sekolahku, dan yaa walaupun hanya menduduki peringkat ke 8 dari 15 sekolah, tapi aku cukup bersyukur karena selain terpilih juga itu adalah sebuah kebanggaan. Disini juga aku mendapatkan beasiswa dengan membebaskan aku untuk tidak bayaran sekolah, meskipun keluargaku termasuk mampu lho, kita juga ga miskin-miskin amat J

Saat di sekolah SMP dan SMA aku termasuk dekat dengan para guru dan aku mulai mengikuti organisasi-organisasi sekolah. Aku aktif di kegiatan PMR, PRAMUKA dan OSIS. Dianalah aku merasa penting mengikuti semua kegiatan yang ada pelatihan mengenai ‘LEADERSHIP’ nya. Selain juga tentunya membuka wawasan baru dan dunia-dunia organisasi lainnya. Tapi aku ga terlalu aktif juga apalagi pas kelas 3 takut nanti malah mengganggu pelajaranku.
Selama sekolah itu dan menghabiskan masa remajaku, aku terbilang bukan anak yang neko-neko karena aku ga suka corat coret, bolos, mabal (pergi sekolah tapi ga sampe kesekolah alias main), nipu orangtua buat uang bayaran, nyontek, dll. Hal-hal nakal remaja pada umumnya tidak aku lakukan sama sekali. Alhasil kalo bisa balik lagi kemasa itu, aku pengen sekali-sekali jadi bandel gitu. Karena hidupku lempeng-lempeng aja ga bervariasi. Pengen dech ngerasain badung sekali-kali gitu baju dikeluarin, sering telat masuk, corat coret dsb. Hal nakal yang pernah sekali aku lakukan adalah saat aku memanjat tembok saat berusaha mengambil buah mangga yang jatuh dihalaman orang lain karena bersebelahan dengan sekolahku :D itu pun tidak diketahui oleh guru, karena saat itu ceritanya aku dan teman-teman lagi iseng aja mau ngerjain guru bahasa Inggris yang tidak suka dengan bau busuk buah mangga, dan alhasil sang guru pun keluar ruangan ga mau ngajar seharian itu karena bau mangga yang diumpetin, :p hahahaa... maafin yaak bu kenakalan kami. Keisengan lain juga paling cuma berusaha aja mengambil lampu saat pelajaran matematika :D jadinya sang guru ga mungkin kan ngajar kalau kelasnya gelap pas hujan gitu jadinya kelas dibubarkan dech. Padahal selesai itu kita pasang lagi tuh lampu. Tapi aku adalah murid yang baik dan cukup dikenal oleh guru-guruku, selain aku juga sopan dan pintar (kata mereka lho yaa bukan kata aku), aku juga aktif dalam organisasi disekolah.

Kelas 3 disekolah menengah atas ini aku mengambil jurusan IPA, karena aku memang menginginkan melajutkan kuliah ke jurusan kedokteran, tadinya. Tapi sayangnya aku ga bisa juga menggapai impianku yang satu itu. Ya sudahlah bukan rejeki aku, karena usaha sudah, berdoa sudah, hasilnya kan Tuhan yang menentukan. Yang pasti selesai dari itu aku melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi di Bandung. Mengharuskan kuliah di swasta juga bukan keinginanku, karena mungkin disinilah rejeki yang Tuhan berikan buatku jalani.
Saat kuliah aku mengambil jurusan Hubungan Internasional. Entah apa yang terlintas dipikiranku saat itu, bukannya menganbil jurusan yang berkaitan dengan ilmu yang aku pelajari malah mengambil jurusan yang bersifat sosial dan teoritis. Ceritanya kan dulu mau sebagai batu loncatan aja, agar tahun depannya aku bisa ikut ujian masuk kedokteran tapi ternyata setelah dijalani 1 tahun disana dengan IPK yang tinggi, aku putuskan untuk tetap melanjutkan saja kuliah dijurusan tersebut. Hingga akhirnya aku bisa menjadi seorang sarjana lho dengan nilai indeks prestasi yang memuaskan dengan predikat Cum Laude dengan IPK 3, 63. Aku bisa menyelesaikan kuliahku hingga wisuda hanya dengan waktu 3,8 tahun aja, setelah itu aku langsung bekerja dan mencari duit sendiri, yang ternyata gampang-gampang susah boo.. tapi ya itulah proses hidup harus tetap dijalani bukan?!


Yang jelas ini pengenalan mengenai pribadi awalku dulu. Udah yaa segitu dulu nanti aku akan sambung cerita dan informasi per ‘sub’ nya hahaha..  see you

Rabu, 16 September 2015

RANI BHARA INDONESIA



AMAZING MOMENT YEH MERI KAHANI ... FINALLY MEET RANI MUKHERJEE

Semoga bisa menjadi motivasi positif buat semua 

MY DREAM COME TRUE MEET RANI MUKERJI
9 Desember 2012 di ShangriLa Hotel, Jakarta
'BAGAIMANA CERITA AQ BISA BERTEMU RANI MUKHERJEE?’

Bertemu dengan sang idola adalah impian dari setiap jutaan penggemar. Jika diajukan pertanyaan mengenai hal ini maka akan secara reflex jawaban tersebut keluar. Hal itu pula yang dialami penulis yang setelah berjibaku 10 tahun mengupayakan dan selama 13 tahun mengidolakan sosok idola, akhirnya kesempatan itu menghampiri. Ya, saya Elly Mustika yang beruntung bisa bertemu secara langsung dan berbincang-bincang selama + 30 menit dengan sang idola, Rani Mukherjee. Saya akan membagi cerita bagaimana hingga saya memiliki kesempatan yang sangat berharga tersebut.

Rani Mukherjee salah satu artis Bollywood India yang datang bersama ShahRukhKhan saat acara konser Temptation Reloaded bersama Bipasha Basu dan Preity Zinta di Sentul tanggal 08 Desember 2012 kemarin. Ajaib memang cara saya bisa akhirnya bertemu langsung, saya sendiri pun masih tidak percaya. Begitu susahnya walau hanya ingin sekedar foto, menyapa atau melihatnya dari dekat, karena Rani pun dikenal sangat sulit ditemui saat 2002 lalu. Banyak fansnya yang menanti kedatangannya dan bermimpi hal yang sama. Namun ternyata 2012 adalah tahun keberuntungan yang memang menghampiri saya. Banyak yang bertanya keheranan dan penasaran dengan penjagaan yang begitu ketat, namun akhirnya saya bisa berjumpa langsung dan bahkan yang lebih mengejutkan lagi adalah, Rani mengenali saya. Lho kok bisa?

Ya, selain keperluan konser Rani memang ingin bertemu dengan orang yang telah mengirimkan email yang ditujukan baginya, sampai dirinya mau menandatangani kontrak untuk acara konser tersebut. Dan tak disangka saya dimudahkan untuk ikut konfrensi pers, tapi sejauh itu tidak ada dari pihak manapun membantu saya, murni saya bertemu adalah atas usaha sendiri dan keberuntungan, karena email tadi. Ya, 10 tahun lalu saya memang berniat ingin suatu hari bisa mendatangkannya kembali ke Indonesia. Banyak hal telah dilalui, saya bertemu bukan tanpa sebuah proses dan belajar. Banyak hal saya alami, mulai dari merasa disepelekan sampai di puji pada akhirnya.

Banyak pihak saya coba datangi, sambil terus belajar. Hingga 1,5 tahun lalu, saya memberanikan diri mencoba mengirimkan proposal mengundang Rani Mukherjee dibantu oleh Ridwan Vansari Lubis SH, sahabat sekaligus orang yang benar-benar menggembleng saya, meski saya tahu dia tidak suka dengan India. Saya banyak mengalami jatuh bangun dalam mengupayakan hal ini, tidak mulus, sesuatu yang tidak mungkin bagi orang lain, tapi mungkin bagi saya. Usaha, waktu dan kesabaran itulah kunci yang saya pegang.

Hingga 21 Nopember 2011, saya mendapatkan jawaban email dari orang terdekat Rani mengenai keinginan mengundangnya kembali datang ke Indonesia. Selang beberapa waktu selama saya tetap berproses, keberuntungan menghampiri saya dengan mempertemukan saya dengan Duta Besar Indonesia untuk India Bapak. H. Andi M. Ghalib dan ibu Andi Murniati pada bulan Juni 2012. Ibu Andi Murniati sangat antusias mendengarkan pembahasan mengenai keinginan saya dan meminta saya mengirimkan berkas proposal lengkap ke India untuk dipelajari, yang pada akhirnya saya mendapatkan surat balasan dan semua dokumen yang saya kirim menjadi referensi bagi pihak kedutaan dalam mengundang Rani tersebut.

Saya mengetahui dari Beliau bahwa memang SRK akan kembali menggelar konser tahun 2012 namun belum bisa dipastikan kapan waktunya. Saya hanya membawa harapan agar Rani bisa kembali datang dan kebetulan saya mengajukannya. Tanpa sengaja, masih dalam proses ketika saya tengah sering berhubungan dengan pihak Kedutaan Indonesia dan mendekatkan diri pada kegiatan komunitas warga India di Jakarta serta Kedutaan India, saya berkomunikasi dengan Om Adrie Subono dan Pa Manoj Punjabi melalui twitter dan secara iseng saya meminta beliau sekali waktu bisa mengundang artis Bollywood ke Indonesia. Saat itulah banyak permintaan mengundang SRK bermunculan.

Asa membawa saya tetap yakin akan Rani datang ke Indonesia dan saat mendengar Pa Manoj mengumumkan SRK akan datang bersama Preity dan Bipasha, ternyata ada nama Rani Mukherjee yang akan menjadi bagian dari konser tersebut Bukan main gembiranya saya. Meski Rani datang bukan atas tangan saya, tapi setidaknya sedikit mimpi saya selama ini bisa menjadi nyata. Tidak peduli siapa yang mengundangnya, tidak peduli usaha saya dimata banyak orang gagal, saya hanya berharap bisa bertemu dengannya. Meski mendapat selentingan kabar bahwa Rani belum tentu datang, karena pihak Rani sendiri belum menandatangani kontrak dengan pihak Java Musikindo, maka Rabu tanggal 31 Oktober 2012, saya mengunjungi Adrie Subono dikantornya untuk benar-benar memastikan bahwa Rani memang akan datang. Disanalah terjadi percakapan antara saya dan Om Adrie secara langsung dan saat itu saya mengetahui bahwa Rani belum menandatangani kontrak meski dia menyatakan 'ya'. Om Adrie tidak berani memberikan pernyataan Rani akan benar-benar datang karena alasan tersebut. Padahal menurut pengakuan om Adrie, orang Java sudah ada di India sejak 3 hari dan Rani belum menemuinya. Saya sarankan om Adrie menghubungi Bapak. Andi Ghalib untuk memperlancar birokrasinya.

Saya hubungi orang terdekat Rani di depan Om Adrie dan ternyata email saya tadi mendapatkan respon sehingga Rani menandatangani kontrak tersebut sore harinya. Tak henti-hentinya saya bersyukur atas segala hal yang terjadi. Tanggal 5 Nopember saya dihubungi Sonya Punjabi dan meminta saya untuk diskusi mengenai keinginan bertemu dengan Rani dan saya bertemu pa Nikhil di MD. Istri beliau adalah teman dekat ibunda Rani, Krishna.

Tanggal 7 Desember, akhirnya saya bisa mengikuti konfrensi pers dan disanalah saya untuk pertama kalinya melihat wajah seorang Rani, dan saya ternyata tidak menggunakan azas manfaat hubungan saya dengan pihak Java dan MD, pure atas usaha sendiri! Karena bagaimana mungkin seorang fans bisa akhirnya memiliki kesempatan masuk ke ruangan konfrensi pers saat kedua pihak tadi belum beruntung membantuku atau saya yang memang tidak tahu jika ada campur tangan mereka, tentunya saya tidak akan menemui kesulitan. Saya hanya mengandalkan diri sendiri dan semua itu sebuah keajaiban, semua berjalan sesuai rencana Tuhan. Disanalah Rani selalu 'eye contact' denganku seolah dia sudah mengenaliku bahkan menunjuk dan memintaku mengajukan pertanyaan untuk dirinya. Disanalah Rani benar-benar memberi saya harapan bisa bertemu langsung setelah konfrensi pers. Jumat malam itu, saya mendatangi salah satu assisten Rani dan memberikan goodybag berisikan merchandise yang ingin saya berikan untuk Rani. Dan ternyata melalui assistennya ini, Rani ingin bertemu dengan saya, keesokan harinya dilobby Hotel ShangriLa sebelum dia berangkat ke Sentul.

Sabtu, tanggal 8 desember adalah hari bersejarah bagi saya, setelah 8 jam menunggu dari pagi, saat fansnya yang lain tengah berada mengantri tiket masuk acara konser di Sentul, melalui managernya, Rani meyakinkan ingin bertemu denganku. Pukul 15:15 WIB, manager Rani meminta saya yang didampingi teman saya Lina dan 2 orang teman India sebagai saksi atas pertemuan ini, untuk bergegas menemui Rani di lobby kamarnya. Disanalah saya bertemu dengan seorang Rani Mukherjee secara langsung dihadapan mata dan dekat. Tidak percaya tapi inilah kenyataannya. Saya benar-benar takjub dan bersujud syukur.

Disanalah saya tahu langsung dari pengakuan seorang Rani, yang coba menjelaskan mengenai mengapa dia memutuskan untuk datang ke Indonesia. orang yang telah mengirimkan email pada orang terdekatnya agar Rani segera menandatangi kontrak tersebut, ya, itulah saya. Dia meyakinkan bahwa usaha saya berhasil memintanya datang ke Indonesia dan ternyata seorang Rani Mukherjee telah mengenali saya melalui pihak managemennya sebelum dia datang. Orang terdekatnya adalah kakak iparnya yang meminta Rani untuk menemuiku saat di Indonesia dan selama itu pula saya menghubungi kakak iparnya meskipun dia tidak membalas apapun setelah 1 tahun lalu tersebut. Saat konfrensi pers, dia mencoba meyakinkan dirinya bahwa sayalah orang yang memang dicarinya. Tak heran saat meminta assistennya, Rani tidak menolak goodybag yang saya berikan. Banyak percakapan untuk melepaskan kerinduan akan mewujudkan mimpi ini selama 10 tahun. Akhirnya mimpi itu terwujud dan nyata. Saya benar-benar tidak sedang bermimpi, saya sangat sadar waktu itu.

Ternyata pertemuan saya dan Rani bukan karena keberuntungan saja, tapi memang takdir saya. Terkesan hiperbola jika saya menceritakan pengalaman indah ini, tapi inilah adanya yang benar saya alami. Pihak MD dan Java yang diawal bisa saya harapkan ternyata tidak bisa berbuat banyak ketika memang Tuhan merencanakan hal ini untuk saya. Tuhan memberikan saya cara lain, melalui kakak iparnya, Jyoti Mukerji. Dia lah orang yang sangat berjasa hingga akhirnya Rani mau menandatangani kontrak tersebut dan berusaha menemuiku.

Rani mungkin ingin bertemu dengan banyak fansnya saat di Indonesia dan banyak juga yang ingin bertemu dengannya, tapi ternyata kedatangannya memang Tuhan arahkan untukku. Sosok arogan Rani selama ini terhadap fansnya, saya tepis jauh-jauh. Ternyata Rani sangat dewasa dan ramah. Dia hanya tidak suka dibuntuti fansnya dengan bersikap histeris sehingga membuatnya tidak nyaman. Beberapa kali Rani meminta saya untuk tidak menangis dan tetap tenang. Beruntungnya saya bisa lumayan lama bersamanya, sedekat itu juga hingga saya lumayan mengenalnya. Hal yang sampai saat ini tidak bisa saya percaya adalah dia mengenali saya hingga meminta saya mengunjunginya di India dan memberikan kontak person secara langsung. Saat saya tanya apakah dia akan benar-benar mengenali saya saat ke India nanti, dia mencoba meyakinkan bahwa dia memang mengenali saya, 'I know you Elly, I know you, Right! So just welcome to my home in India'.

I still remember her face expression when she said thats. lovely Rani...

Dan disanalah dia pun mengakui RANI BHARA sebagai perwakilan FC nya khususnya untuk Indonesia. Dia terpesona dengan sebuah booklet yang memang saya dan Ranita buat, dia sangat antusias. its a great for RANIAN! a little guide book from Rani Mukhejee Bhara Fans Indonesia. 'how can you create it, Yaaa,,, amazing!, thanks to you, well done ely''.

Thanks to you too Meri Pyari Rani Didi... and Allhamdulillah for you Allah SWT!

Skenario Tuhan sangat hebat bukan! Walau banyak rintangannya, tapi saya menikmati perjalanan tadi, 10 tahun. Manusia memang hanya bisa merencanakan tapi harus diingat bahwa skenario Tuhan jauh lebih indah pada waktunya, bagaimanapun benturannya. Dan pengalaman ini semoga bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi semuanya. Yang perlu diingat adalah semua membutuhkan 'PROSES' tidak ada yang instant atas apa yang saya telah capai. Akhirnya seorang Rani Mukherjee mengenali saya dan ingin bertemu dengan saya atas usaha dan proses tadi. Jadi, Selamat Berproses!.